Minggu, 08 Februari 2009

Kado yang "Berat"

Rabu, 4 februari 2009 kemarin adalah ulang tahun yang paling berkesan yang pernah aku rasakan.Biasanya aku pasti merencanakan suatu hal untuk merayakannya, tapi nggak tahu kenapa pada tahun ini aku nggak pengen merencanakan apa-apa untuk menyambutnya dan bahkan kalo bisa lupa mau ulang tahun.
Pas hari "H" seperti biasa ada beberapa ucapan selamat, harapan dan do'a dari keluarga dan teman-teman (thank you...so muach).
Malam harinya, aku didatangi oleh adik ku ke kost memberikan ucapan selamat dan tanpa ku duga ia menyodorkan sebuah kado yang dibungkus dengan kertas yang bermotif batik kemudian ia langsung pergi. sesaat sebelum aku membuka kadonya aku mendapat telpon dari salah seorang teman untuk datang ke rumah kontrakan karena ada yang penting katanya (kebetulan memang waktu itu sedikit ada masalah),kemudian aku pun bergegas kesana, kado yang tadi sempat ingin dibuka ku tinggalkan begitu saja.
Sesampai dikontrakan ternyata aku disambut dengan es krim yang diatas nya ada dua batang lilin putih besar (buat mati lampu) yang sedang menyala. aku hanya tertawa kemudian salah seorang teman berkata " sorry Chu (panggilan sayang), nyari kue tar nggak ada dan lilin yang ada cuma ini soalnya dah pada tutup. dan gila nya lagi kita menghabiskan es krim tersebut dengan lilin itu sebagai sendoknya.
setelah beberapa jam bercerita kemana-mana, akhirnya aku pulang ke kost.
Di atas kasur masih tegeletak sebuah kado yang belum dibuka kemudian dengan rasa sangaaa....aaat penasaran (maklum kado pertama semenjak merantau ke Jogja) aku mulai membuka kado yang adik ku berikan itu.
Tulisan besar JENGHIS KHAN langsung menikam mata ku, ternyata dia tahu kalo aku lagi gila-gilanya tentang sejarah sang penakluk dunia itu.
Sebagai seorang yang nggak suka membaca (kecuali buku tertentu), buku setebal 539 halaman adalah sesuatu yang berat untuk diseselasaikan. Tapi bukan jumlah halaman pada buku itu yang membuat kado ini menjadi sangat "berat" tapi rangkaian kata yang terukir mungil disebalik cover buku tersebut:
"Happy getting older
Tak ada yang lebih berharga dihari ulang tahun ini sedikit do'a dan harapan:
Tetaplah menjadi embun dihangatnya keluarga
dan tetaplah menjadi INSPIRASI BAGI ADIK-ADIKMU
Finally, Happy getting wiser..."


Tertegun sejenak saat ku menghayatinya, muncul pertanyaan apakah sudah???, apakah akan???, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Dan pertama kali nya di umur 22 tahun ini aku merasa benar-benar tulus dalam berdo'a dan berharap:
"Ya Allah, jangan biarkan aku mengecewakan orang-orang yang menyayangi dan mencintaiku."

Intermezzo Poetry I

Ku tak tahu harus mulai dari mana
Karena ku tak tahu perasaan ku entah sampai dimana
Mawar itu mekar begitu saja

Tak pernah ku sebegitu tertarik pada sepasang mata
Sampai tak terasa mata ini tak berkedip menghitung setiap kedip matanya
Dan mawar itu mekar begitu saja

Bagaimana ku bisa mulai berkata
Sedangkan mata menikmati mata
Biarlah sudah kuncupnya pun pastikan tiba